RSS FEED

PERSPEKTIF KONSELING


PSIKOLOGI KONSELING


Sebagai suatu kegiatan profesional dan ilmiah, pelaksanaan konseling bertitik tolak dari teori-teori yang dijadikan sebagai acuannya. Pada umumnya teori diartikan sebagai suatu pemyataan prinsip-prinsip umum yang didukung oleh data untuk menjelaskan suatu fenomena. Dengan demikian, maksud suatu teori adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena. Menurut Stefflre dan Matheny (Shertzer & Stone, 1980, 232) pada umumnya teori mempunyai dua unsur yaitu kenyataan dan keyakinan. Kenyataan adalah data perilaku yang dapat diamati dan dijelaskan, sedangkan keyakinan adalah cara individu memandang data dengan penjelasan yang dapat diterima secara meyakinkan.
Lahirnya suatu teori mempunyai kaitan dasar pribadi, sosiologis, dan filosofis. Suatu teori mencerminkan kepribadian pembuatnya, sebagai suatu hasil proses waktu, kondisi kekuatan sosial dan budaya, dan filsafat yang dianut pembuatnya. Menurut Stefflre dan Matheny (Shertzer & Stone, 198: 233) stratu teori yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut (1) Jelas, yaitu dapat dipahami, dan tidak mengandung pertentangan di dalamnya, (2) Komprehensif, yaitu dapat menjelaskan fenomena secara menyeluruh, (3) Eksplisit, artinya setiap penjelasan didukung oleh bukti-bukti yang dapat diuji, (4) “Parsimonius", artinya 'menjelaskan data secara sederhana dan jelas, (5) dapat menurunkan penelitian yang bermanfaat. Dengan demikian maka suatu teori konseling yang tidak memenuhi kiteria di atas, dapat dikatakan sebagai teori yang kurang baik atau kurang lengkap.
Baca selengkapnya »

Prespektif Konseling

Psikologi Konseling

Psikologi
Ditilik secara parsial, istilah psikologi konseling terdiri dari dua kata, yaitu psikologi dan konseling. Secara harfiah istilah psikologi berasal dari bahasa Yunani: Psyche dan Logos. Kata psyche mempunyai arti: soul, spirit, dan mind (Inggris), ziel (Belanda), Seele (Jerman), Ruh (Arab); dan Jiwa (Indonesia). Sedangkan logos adalah ilmu. Dengan demikian secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa. Mengingat jiwa meruakan suatu hal yang abstrak sifatnya, dan karena ia hanya dapat diamati melalui tingkah laku, maka alih-alih sebagai pemenuhan salah satu syarat psikologi sebagai ilmu pengetahuan, tingkah laku sebagai objek penyelidikannya. Dengan kata lain oleh karena jiwa merupakan sesuatu yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkap secara lengkap dan jelas, maka orang cenderung mempelajari “jiwa yang memateri” atau gejala “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia. Dengan demikian psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia (dalam berinteraksi dengan lingk
ungannya). Tingkah laku di maksud adalah tingkah laku dalam arti yang luas sebagai manifest
asi hayati (hidup), mencakup tingkah laku motoris, kognitif, konatif, dan afektif; Mencakup tingkah la
ku yang disadari (conscious) dan yang tidak disadari (unconscious); Tingkah laku yang nampak (observable) maupun yang tidak nampak (unobservable); tingkah laku nyata (overt) maupun tingkah laku yang tidak nyata (covert).
Baca selengkapnya »

Diskusi Minggu Ini


MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR
Sukiman

1. Konseling Sebagai Bentuk Aktivitas Membantu
Kehidupan masyarakat yang kian kompleks seiring dengan perkembangan tuntutan dan harapan yang harus dipenuhi serta kurangnya pengetahuan dan rendahnya keterampilan dalam menghadapi masalah maka untuk memenuhi perkembangan di maksud menjadikan beban hidup semakin berat. Tak hanya orang dewasa dan orang tua saja yang banyak bermasalah, tetapi juga anak-anak banyak terlibat dalam masalah.
Manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, ia memiliki akal dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidupnya, termasuk dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Maka dalam kehidupan bermasyarakat banyak dijumpai adanya beragam profesi membantu untuk menyelesaikan masalah, termasuk satu di antaranya adalah profesi konseling.
Konseling sebagai salah satu bentuk dari aktivitas membantu untuk menyelesaikan masalah melalui wawancara, yang dilaksanakan dengan menggunakan model pendekatan (tata cara tertentu)  yang sudah dibakukan. Sehingga model pendekatan tertentu yang dipergunakan dalam konseling merupakan suatu penciri dari aktivitas yang disebut konseling, dan sekaligus merupakan pembeda dari bentuk-bentuk bantuan yang diberikan oleh bermacam profesi yang menggunakan wawancara sebagai cara membantu orang lain yang bermasalah.
Ada sejumlah model pendekatan yang dibakukan dalam konseling yang dapat dipilih, dan/atau dikembangkan oleh konselor dalam membantu mengatasi persoalan konselinya. Dikatakan “model pendekatan”, hal itu memiliki arti bahwa untuk membantu penyelesaian masalah konseli, konselor mencoba mendekati (menyentuh) aspek tertentu dalam diri konseli, agar aspek yang disentuh tersebut dapat berkembang dan diberdayakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Oleh karena itu dalam konseling dikenal ada kelompok model konseling yang dapat dikelompokkan ke dalam pendekatan kognitif, afektif dan pendekatan tingkah laku. Kelompok pendekatan dalam konseling di maksud adalah:
Baca selengkapnya »
Return top